MARI KITA JAGA LINGKUNGAN AGAR SELALU SEHAT BERSIH INDAH DAN HIJAU

MARI KITA JAGA LINGKUNGAN AGAR SELALU SEHAT BERSIH INDAH DAN HIJAU

Rabu, 10 Juli 2013

Mutiara Ramadhan



Kesungguhan Umar bin Khahab mempelajari kandungan makna Al-Qur'an 

           Generasi sahabat radhiyallahu ‘anhum memiliki interaksi yang sangat erat, dekat dan kuat dengan Al-Qur’an. Mereka mendengarkan pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dari lisan Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa salam sendiri setelah wahyu diturunkan. Mereka mendengarkan penjelasan maknanya atau menanyakan maknanya langsung kepada Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa salam. Mereka lalu menghafalnya dan mengamalkannya setelah memahami maknanya.
Setelah Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa salam wafat, keseriusan generasi sahabat radhiyallahu dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an sama sekali tidak berhenti. Mereka tetap membaca lembaran-lembaran wahyu Al-Qur’an, menghafal lafalnya, mempelajari kandungan maknanya dan mengamalkan ilmu yang telah mereka pahami dari Al-Qur’an.
Tentang kesungguhan mereka dalam mempelajari kandungan makna Al-Qur’an dan mengamalkan ilmunya, imam Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya ia berkata:
تَعَلَّمَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ الْبَقَرَةَ فِي اثْنَتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً، فَلَمَّا خَتَمَهَا نَحَرَ جَزُورًا
“Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu mempelajari surat Al-Qur’an dalam waktu 12 tahun dan ketika ia selesai mempelajarinya, ia menyembelih seekor unta [sebagai wujud syukur kepada Allah Ta'ala].” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 1805)
Subhanallah, seorang sahabat mulia dan khalifah yang agung ini begitu istiqamah dan serius mempelajari surat Al-Baqarah. Beliau menghafal ayat-ayatnya sedikit demi sedikit. Setiap kali beberapa ayat dihafalkan, maka beliau mempelajari kandungan maknanya dan kemudian mengamalkan isinya. Beliau tidak akan menambah hafalan baru, sampai beliau memahami makna ayat-ayat sebelumnya dan mengamalkan kandungannya.
Begitu gigih, ulet, sabar dan istiqamah beliau melakukan hal itu, sehingga untuk menyelesaikan kajian satu surat, yaitu surat Al-Baqarah, beliau menghabiskan waktu 12 tahun!
Sifat itu juga ditiru oleh putranya, Abdullah bin Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhuma, seorang ulama sahabat yang dikenal luas sangat meneladani semua sisi kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam. Dalam kitab hadits Al-Muwatha’, imam Malik meriwayatkan:
«أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ مَكَثَ عَلَى سُورَةِ الْبَقَرَةِ، ثَمَانِيَ سِنِينَ يَتَعَلَّمُهَا»
“Sesungguhnya Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma tekun mempelajari surat Al-Baqarah sehingga memerlukan waktu delapan tahun.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha’ no. 11)
Sedikit demi sedikit ayat, namun ulet, sabar, tekun dan istiqamah dalam mempelajari kandungan maknanya dan mengamalkan ilmunya. Itulah kebiasaan generasi sahabat dan tabi’in dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Sebagaimana diriwayatkan oleh imam Al-Baihaqi dari Khalid bin Dinar, ia berkata:
قَالَ لَنَا أَبُو الْعَالِيَةِ: تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ خَمْسَ آيَاتٍ خَمْسَ آيَاتٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْخُذُهُ مِنْ جِبْرِيلَ خَمْسًا خَمْسًا
“Abul ‘Aliyah [Rufai' bin Mihran ar-Riyahi] berkata kepada kami: “Pelajarilah Al-Qur’an lima ayat demi lima ayat, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam menerimanya [mempelajarinya] dari malaikat Jibril lima ayat demi lima ayat.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 1806)
Abul ‘Aliyah Rufai’ bin Mihran ar-Riyahi adalah seorang ulama tafsir dan hadits dari generasi ta’i'in senior. Beliau belajar dan menyelesaikan hafalan Al-Qur’an kepada ulama sahabat, Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Beliau juga “menyetorkan” hafalan Al-Qur’annya kepada tiga ulama sahabat; Umar bin Khathab, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhum. (Adz-Dzahabi, Siyaru A’lam an-Nubala’, 4/207-208)
Mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an sedikit demi sedikit, dengan tekun dan istiqamah seperti diceritakan oleh imam Abul ‘Aliyah tersebut menunjukkan keseriusan, keakraban dan kedekatan seorang muslim dengan kitab Allah, Al-Qur’an. Itulah tradisi di zaman sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in. Semoga bulan suci Ramadhan yang merupakan bulan Al-Qur’an ini kita bisa menghidupkan kembalii tradisi salafush shalih tersebut. Wallahu a’lam bish-shawab. (muhibalmajdi/arrahmah.com)

Rabu, 03 Juli 2013

Enam Instruksi Presiden di Hari Bhayangkara Polri ke 67

       
 

               Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin upacara peringatan HUT Bhayangkara Polri 67 di Mako Brimob, Depok, Senin, (1/7). Dalam sambutannya, SBY menyampaikan enam instruksi dan pesan kepada jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

"Junjung tinggi kode etik polri dalam setiap pelaksaan tugas, baik etika kepribadian, etika kelembagaan, etika kenegaraan maupun etika hubungan masyarakat yang dilandasi nilai pancasila, tribrata dan catur prasetya Polri," kata SBY dalam instruksi pertamanya.

Hadir pada acara itu, Wakil Presiden Boediono, ibu negara Ani Yudhoyono, Kapolri Timur Pradopo, dan sejumlah  Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.

Intruksi kedua yang disampaikan SBY adalah agar Polri memberikan pelayanan publik yang lebih responsif dan lebih profesional. Dia meminta pimpinan Polri agar tuntaskan reformasi birokrasi internal polri dan cegah terjadinya penyimopangan dan pelanggaran hukum di lingkungan Polri.

Dia juga meminta Polri agar memaksimalkan pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal dan cegah jatuhnya korban jiwa dari pihak manapun. 

"Dengan respon yang cepat dan tepat akan menghilangkan tuduhan sejumlah kalangan bahwa Polri dan Negara telah melakukan pembiaran. Lakukan tindakan hukum objektif, transparan, tanpa pandang bulu, serta akuntable untuk menjamin kepastian hukum serta keadilan. Tindak tegas kelompok-kelompok yang memaksakan hukumnya sendiri dengan melanggar hak-hak konstitusional kita. Beranilah bersikap tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku, dan yakinlah setiap masalah itu dapat dilokalisasi dan diatasi dengan cepat agar tidak menjadi luas dan menjadi permasalahan nasional," tegasnya.

Instruksi keempat yaitu tingkatkan kesiapsiagaan operasional untuk mengantisipasi perkembangan situasi yang berekalasi secara cepat. Saya tidak ingin aparat kepolisian berjaga dan tidak siap, baik dalam menangani konflik komunal, aksi kriminal maupun tindak anarkhis. 

Kelima, tingkatkan terus kemampuan jajaran Polri dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai dalam setiap pelaksanaan tugas. Lengkapi pelaksanaan tugas dengan prosedur tepat yang jelas. Dan junjung tinggi kode etik kepolisian.

Sementara instruksi keenam adalah tingkatkan kerjasama, koordinasi, komunikasi antara polri dan penegak hukum lainnya. Para penegak hukum harus saling bersinergi bukan bersaing tidak jelas apalagi saling memperebutkan kewenangan, kewenangan yang dimiliki. [R-14]

Berpikir dan Berjiwa Besar

Oleh : Dr. M. Sobry Sutikno
Penulis adalah Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Direktur Eksekutif YNTP for Research and Development

Berpikir merupakan salah satu tanda orang-orang yang yang beriman, sedangkan berjiwa besar adalah salah satu ciri orang-orang yang sukses. Satu permasalahan yang patut dikedepankan adalah: mampukah kita berpikir dan berjiwa besar? Jawabannya: "Mampu", selama kita punya keinginan untuk merubah diri. Hal ini sesuai dengan firman allah QS Ar-Ra'd 13: 11. artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri."

Ada 13 tips yang perlu dilakukan agar dapat berpikir dan berjiwa besar. Berikut:

Pertama, percaya Anda dapat berhasil dan Anda akan berhasil. Untuk itu Anda perlu berpikir sukses, jangan memikirkan kegagalan; ingatkan diri bahwa Anda jauh lebih baik daripada yang Anda pikirkan.

Kedua, sembuhkan diri Anda dari empat penyakit dalih mencakup dalih kesehatan, dalih kecerdasan, dalih usia, dan dalih nasib.

Ketiga, bangun rasa percaya diri dan hancurkan ketakutan dengan membiasakan diri bertindak; menghindari pikiran negatif; menempatkan orang lain dalam perspektif yang benar; mengikuti kata hati; dan menunjukkan sikap percaya diri, benar-benar percaya diri dengan melakukan hal-hal kecil seperti selalu duduk di barisan depan, kontak mata, berjalan 25% lebih cepat, berbicara terus terang, dan tersenyum lebar.

Keempat, tumbuhlah menjadi besar dengan berpikir besar. Gunakan kosa kata pemikir besar. Gunakan kalimat yang menjanjikan kemenangan, harapan, kebahagiaan, dan kesenangan; hindari kata-kata yang menghasilkan gambaran kegagalan, kekalahan atau kesengsaraan. Bentangkan visi Anda. Lihat potensi jangan hanya terfokus pada yang nampak. Dapatkan gambar besar dari pekerjaan Anda. Jangan memikirkan hal-hal sepele.

Kelima, berpikir kreatif dengan cara membuang kata "tidak mungkin," "tidak dapat dikerjakan," "tidak ada gunanya mencoba," dari pikiran dan pembicaraan Anda. Terbukalah terhadap gagasan baru. Tanya setiap hari, "Bagaimana saya dapat bekerja lebih baik?" "Bagaimana saya dapat bekerja lebih banyak?" Barbaurlah dengan orang-orang dengan latar belakang berbeda.

Keenam, berpikirlah sebagaimana orang penting berpikir. Pastikan penampilan Anda mengatakan, "Ini dia orang penting, pandai, berhasil, dan dapat diandalkan.

Ketujuh, atur lingkungan Anda, gunakan selalu yang kelas satu. Jangan biarkan orang berpikiran keci menghalangi Anda. Dapatkan nasehat hanya dari orang sukses, jangan menerima nasehat dari penasehat freelance yang hidup dalam kegagalan. Jangan berbicara buruk mengenai siapapun.

Kedelapan, jadikan sikap Anda sekutu Anda. Tumbuhkan sikap "saya aktif." Jika Anda mendapatkan diri Anda tidak begitu berminat akan sesuatu, galilah lebih dalam dan pelajari lebih banyak mengenai hal tersebut.

Kesembilan, berpikir benar tentang orang lain. Jadilah orang yang me-nyenangkan. Ambil inisiatif untuk ber-kenalan dan membina persahabatan. Terima perbedaan dan keterbatasan manusia. Berpikir positif tentang siapapun, apa pun, termasuk Tuhan.

Kesepuluh, tumbuhkan kebiasaan bertindak. Jadilah pelaku, bukan hanya penonton. Ingat, gagasan bagus akan bernilai hanya kalau ditindak-lanjuti. Gunakan tindakan untuk mengatasi rasa takut dan membangun rasa percaya diri.

Kesebelas, mengubah kekalahan menjadi kemenangan. Pelajari setiap kesalahan dan kelemahan Anda, kemudian perbaiki. Berhenti menyalahkan nasib. Gabung ketekunan dan eksperimen. Tetaplah pada cita-cita Anda, tapi jangan benturkan kepala Anda ke dinding.

Keduabelas, gunakan tujuan untuk membantu Anda tumbuh. Tetapkan secara jelas ke mana Anda ingin pergi. Ciptakan gambaran Anda sepuluh tahun dari sekarang. Tuliskan rencana sepuluh tahun Anda. Hidup Anda terlalu penting untuk diserahkan kepada nasib. Tuliskan apa yang ingin Anda capai dalam bidang pekerjaan, keluarga, dan sosial Anda. Kembangkan tujuan 30 hari. Lakukan investasi pada diri Anda sendiri.

Ketigabelas, berpikir seperti pemimpin. Bertukar pikiranlah dengan orang-orang yang ingin Anda pengaruhi. Sebelum bertindak, tanya "Apa yang kupikirkan mengenai hal ini jika aku bertukar tempat dengan orang lain?" Terapkan aturan "manusiawi" dalam berhubungan dengan orang lain. Tanya, "Apakah cara paling manusiawi untuk mengatasi hal ini?" dalam segala sesuatu, tunjukkan bahwa Anda mengutamakan orang lain. Perlakukan orang lain sebagai-mana ia ingin diperlakukan. Pikirkan kemajuan, percaya pada kemajuan, dan dorong kemajuan. Gunakan kesendirian untuk berdialog dengan diri sendiri.

Berpikir dan berjiwa besar menjadi tantangan buat kita semua. Semoga 13 tips ini dapat berguna buat saya pribadi dan pembaca umumnya. Amin


Hidup.

Jika anda berpikir hidup tidak mudah maka begitulah jadinya. Jika anda berpikir hidup itu mudah dan berlimpah ruah, maka begitulah jadinya.lalu apa pilihan anda ?

Orang yang membuat keberhasilan dalam hidup adalah orang yang siap sedia melihat tujuannya dan melangkah menujunya dengan tak pernah goyah.Itulah pengabdian

Nah sekarang .........

Ada dua pilihan utama didalam kehidupan. Menerima kondisi-kondisi apa adanya, atau menerima tanggung jawab untuk mengubahnya